Geleng-geleng kepala..., mungkin itulah bahasa tubuh
sebagian masyarakat kita dalam menyimak dan mengikuti berbagai masalah yang
melanda negeri ini. Dari mulai permasalahan politik, Terorisme, penegakan
supremasi hukum, kriminalisasi, kisruh antar lembaga tinggi negara sampai pada
aksi-aksi anarkis yang berujung pada permasalahan sosial yang membuat sebagian
masyarakat indonesia tidak henti-hentinya bertanya “Ada apa dengan Bangsa Ini?”
. Akhir-akhir ini Bangsa kita kembali dikejutkan oleh berbagai kejadian dan
tindakan anarkis yang berujung pada jatuhnya korban jiwa. Masih segar
dalam ingatan tentang terjadinya kerusuhan diberbagai tempat baik di ibukota
maupun di daerah. Bentrok antara aparat keamanan dengan warga akibat pengamanan
tindakan Penggusuran dan sengketa Lahan, adu fisik antar Kelompok baik itu
ORMAS, geng motor, sindikat maupun mafia, Penyerangan bernuansa SARA yang
dilakukan oleh Salah satu Kelompok ORMAS terhadap Kelompok Aliran tertentu,
pengeroyokan yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Suporter sepakbola yang
berujung pada hilangnya nyawa, dan masih banyak lagi aksi anarkis lain yang
menandai dinamika sosial dinegeri ini.
Terakhir kita dibuat terhenyak dengan aksi yang
lagi-lagi terulang dan kembali menelan korban jiwa. Tawuran antar pelajar SMAN
6 dan SMAN 70 Jakarta, serta Tawuran antar mahasiswa Universitas Negeri Makasar
(UNM) yang ramai diberitakan baik di media elektronik maupun media cetak
menjadi satu dari sekian banyak kasus tawuran dinegara kita yang bisa jadi ini
hanya merupakan satu “fenomena puncak gunung es”. Kejadian ini bukan saja
menjadi masalah sosial di negeri ini tapi juga merupakan tamparan keras bagi
dunia pendidikan. Betapa tidak, dunia pendidikan kita saat ini diakui atau
tidak sedang menjadi sorotan masyarakat ditengah-tengah upayanya dalam
memperbaiki, menata dan meningkatkan “ Citra dan jati dirinya”.
Permasalahan penyelenggaraan pendidikan yang meliputi Penyelenggaraan UN,
Manejemen Pendidikan, kualitas pendidikan, kualitas sarana dan prasarana
pendidikan sampai pada masalah peningkatan kesejahteraan pendidik, sampai saat
detik ini masih menjadi isu hangat yang menuntut adanya evaluasi secara
terpadu, dan menyisakan pekerjaan rumah bagi para pemangku kebijakan di
Republik ini.
Belum juga usai permasalahan diatas, Kasus Tawuran
antar pelajar menambah daftar panjang kisruh permasalahan dunia pendidikan saat
ini. Tidak sedikit masyarakat memandang bahwa aksi anarkis pada umumnya dan
tawuran pada khususnya menjadi tanggung jawab dunia pendidikan, dalam hal ini
Sekolah menjadi lembaga yang paling dimintai pertanggungjawabannya, mengingat
bahwa sekolah adalah lembaga tempat penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur,
sekolah pula lah yang menempatkan peran dan fungsinya sebagai tempat penempaan
jati diri para siswa, selain tentunya sebagai wahana untuk menimba ilmu dan
pengetahuan. Namun pada tataran praktisnya “Dassolen dan Dassein” (Harapan dan Kenyataan)
tidaklah selalu beriringan. Beberapa Tampilan perilku siswa di tengah-tengah
kehidupan masyarakat justru sangat bertentangan dengan jati dirinya sebagai
siswa, Norma-norma dan nila-nilai budi pekerti luhur yang dipelajari dan
ditanamkan di sekolah seakan hilang diterpa angin ketika yang muncul adalah
perilaku-perilaku menyimpang dan terkesan vandalistis, misalnya sikap pragmatis
dan tindakan anarkis seperti disebutkan diatas. Tidak heran jika penilaian
negatif masyarakat terhadap perilaku menyimpang para generasi muda ini
dialamatkan kepada lembaga pendidikan sebagai penanggungjawab utamanya. Namun
tidak adil rasanya jika hal tersebut hanya dialamatkan kepada sekolah saja,
jika kita objektif melihat permasalahan penyimpangan perilaku negatif ini,
sesungguhnya menjadi permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian dan tanggungjawab
dari seluruh komponen bangsa ini.
Tela’ah dan Asumsi
Masalah Sosial
Berbagai masalah yang terjadi pada bangsa ini
sesungguhnya berakar pada prilaku yang menyimpang dalam khasanah interaksi
sosial, sehingga berimplikasi pada tindakan – tindakan yang menjurus pada
lahirnya penyakit masyarakat atau para ahli sosial (Sosiolog) menyebutnya
sebagai “Pathology Social”.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Soekanto (2000;399), bahwa masalah sosial adalah suatu
ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan
kepincangan ikatan sosial. Soekanto pun merinci beberapa
masalah Sosial Penting diantaranya :
Kemiskinan
Kejahatan
Disorganisasi Keluarga
Masalah generasi Muda dalam Masyarakat
Modern
Peperangan
Pelanggaran Terhadap Norma-Norma
Masyarakat
Masalah kependudukan
Masalah Lingkungan Hidup
Birokrasi
Jika kita dalami pendapat tersebut tergambar jelas
bahwa masalah sosial adalah sebuah penyimpangan atau ketidaksesuaian diantara
unsur-unsur kehidupan masyarakat, disamping itu tentunya masih bayak
masalah-masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat kita, semisal penganguran,
permasalahan keluarga, agama, politik, hukum dan sebagainya.
Masalah Sosial ini terjadi hampir diseluruh wilayah
dinegeri ini, bahkan bukan hanya didaerah perkotaan saja, daerah pedesaan pun
tak luput dari problematika masalah ini. Salah satu masalah sosial di
masyarakat adalah terjadinya Konflik Sosial. Konflik sosial ini termasuk
kedalam kategori ketidaksesuaian terhadap norma-norma masyarakat, karena
bagaimanapun kehidupan sosial masyarakat dimanapun berada masih berkaitan erat
dengan nilai, norma dan adat istiadat setempat yang dipegang teguh oleh
masyarakatnya.
Tawuran Antar
Pelajar sebagai salah satu Masalah sosial
Terjadinya Tawuran terutama tawuran antar pelajar jika
di tinjau dari sudut pandang sosiologis merupakan bentuk perkelahian masal yang
disebabkan oleh kondisi buruk yang diciptakan pada saat puncak pertikaian yang
terjadi pada saat itu, dan seyogyanya merupakan sebuah masalah baru yang
ditemui dimasyarakat. Terjadinya Tawuran antar pelajar maupun antar mahasiswa
sesungguhnya merupakan kecemasan dan kegamangan pelajar / Mahasiswa dalam
melihat masa depannya. Hal ini berkaitan kuat dengan krisis moral serta kemelut
sosial yang dihadapi masyarakat.
Fenomena Tawuran antar pelajar maupun Antar mahasiswa
merupakan salah satu bagian dari konflik sosial yang terjadi di masyarakat,
karena dalam sebuah interaksi sosial tidak tertutup kemungkinan konflik akan
selalu terjadi. Bila konflik sosial ini berlarut berkepanjangan, akan sangat
berpeluang terjadinya pergesekan sosial yang makin luas dan akan berimplikasi
serta menimbulkan kerugian baik materil maupun non materil hingga merusak dan
membahayakan kehidupan kelompok sosial hingga pada akhirnya menyebabkan kondisi
buruk akibat dari kepincangan ikatan sosial yang merupakan salah satu dari
sifat masalah sosial. Untuk itulah penulis mengkategorikan bahwa tawuran antar
pelajar dan antar mahasiswa ini merupakan salah satu masalah sosial yang
terjadi di masyarakat kita.
No comments:
Post a Comment