Friday, April 19, 2013

BERBAGI PERAN DALAM UPAYA MENCEGAH AKSI TAWURAN ANTAR PELAJAR SEBAGAI MASALAH SOSIAL



Geleng-geleng kepala..., mungkin itulah bahasa tubuh sebagian masyarakat kita dalam menyimak dan mengikuti berbagai masalah yang melanda negeri ini.  Dari mulai permasalahan politik, Terorisme, penegakan supremasi hukum, kriminalisasi, kisruh antar lembaga tinggi negara sampai pada aksi-aksi anarkis yang berujung pada permasalahan sosial yang membuat sebagian masyarakat indonesia tidak henti-hentinya bertanya “Ada apa dengan Bangsa Ini?” . Akhir-akhir ini Bangsa kita kembali dikejutkan oleh berbagai kejadian dan tindakan anarkis yang berujung pada jatuhnya korban jiwa.  Masih segar dalam ingatan tentang terjadinya kerusuhan diberbagai tempat baik di ibukota maupun di daerah. Bentrok antara aparat keamanan dengan warga akibat pengamanan tindakan Penggusuran dan sengketa Lahan, adu fisik antar Kelompok baik itu ORMAS,  geng motor, sindikat maupun mafia, Penyerangan bernuansa SARA yang dilakukan oleh Salah satu Kelompok ORMAS terhadap Kelompok Aliran tertentu, pengeroyokan yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Suporter sepakbola yang berujung pada hilangnya nyawa, dan masih banyak lagi aksi anarkis lain yang menandai dinamika sosial dinegeri ini.
Terakhir kita dibuat terhenyak dengan aksi yang lagi-lagi terulang dan kembali menelan korban jiwa. Tawuran antar pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta, serta Tawuran antar mahasiswa Universitas Negeri Makasar (UNM) yang ramai diberitakan baik di media elektronik maupun media cetak menjadi satu dari sekian banyak kasus tawuran dinegara kita yang bisa jadi ini hanya merupakan satu “fenomena puncak gunung es”. Kejadian ini bukan saja menjadi masalah sosial di negeri ini tapi juga merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan. Betapa tidak, dunia pendidikan kita saat ini diakui atau tidak sedang menjadi sorotan masyarakat ditengah-tengah upayanya dalam memperbaiki, menata  dan meningkatkan  “ Citra dan jati dirinya”. Permasalahan penyelenggaraan pendidikan yang meliputi Penyelenggaraan UN, Manejemen Pendidikan, kualitas pendidikan, kualitas sarana dan prasarana pendidikan sampai pada masalah peningkatan kesejahteraan pendidik, sampai saat detik ini masih menjadi isu hangat yang menuntut adanya evaluasi secara terpadu, dan menyisakan pekerjaan rumah bagi para pemangku kebijakan di Republik ini.
Belum juga usai permasalahan diatas, Kasus Tawuran antar pelajar menambah daftar panjang kisruh permasalahan dunia pendidikan saat ini. Tidak sedikit masyarakat memandang bahwa aksi anarkis pada umumnya dan tawuran pada khususnya menjadi tanggung jawab dunia pendidikan, dalam hal ini Sekolah menjadi lembaga yang paling dimintai pertanggungjawabannya, mengingat bahwa sekolah adalah lembaga tempat penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur, sekolah pula lah yang menempatkan peran dan fungsinya sebagai tempat penempaan jati diri para siswa, selain tentunya sebagai wahana untuk menimba ilmu dan pengetahuan. Namun pada tataran praktisnya “Dassolen dan Dassein” (Harapan dan Kenyataan) tidaklah selalu beriringan. Beberapa Tampilan perilku siswa di tengah-tengah kehidupan masyarakat justru sangat bertentangan dengan jati dirinya sebagai siswa, Norma-norma dan nila-nilai budi pekerti luhur yang dipelajari dan ditanamkan di sekolah seakan hilang diterpa angin ketika yang muncul adalah perilaku-perilaku menyimpang dan terkesan vandalistis, misalnya sikap pragmatis dan tindakan anarkis seperti disebutkan diatas. Tidak heran jika penilaian negatif masyarakat terhadap perilaku menyimpang para generasi muda ini dialamatkan kepada lembaga pendidikan sebagai penanggungjawab utamanya. Namun tidak adil rasanya jika hal tersebut hanya dialamatkan kepada sekolah saja, jika kita objektif melihat permasalahan penyimpangan perilaku negatif ini, sesungguhnya menjadi permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian dan tanggungjawab dari seluruh komponen bangsa ini.
Tela’ah dan Asumsi Masalah Sosial
Berbagai masalah yang terjadi pada bangsa ini sesungguhnya berakar pada prilaku yang menyimpang dalam khasanah interaksi sosial, sehingga berimplikasi pada tindakan – tindakan yang menjurus pada lahirnya penyakit masyarakat atau para ahli sosial (Sosiolog) menyebutnya sebagai “Pathology Social”.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Soekanto (2000;399), bahwa masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Soekanto pun merinci beberapa masalah Sosial Penting diantaranya :
Kemiskinan
Kejahatan
Disorganisasi Keluarga
Masalah generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Peperangan
Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat
Masalah kependudukan
Masalah Lingkungan Hidup
Birokrasi

Jika kita dalami pendapat tersebut tergambar jelas bahwa masalah sosial adalah sebuah penyimpangan atau ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kehidupan masyarakat, disamping itu tentunya masih bayak masalah-masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat kita, semisal penganguran, permasalahan keluarga, agama, politik, hukum dan sebagainya.
Masalah Sosial ini terjadi hampir diseluruh wilayah dinegeri ini, bahkan bukan hanya didaerah perkotaan saja, daerah pedesaan pun tak luput dari problematika masalah ini. Salah satu masalah sosial di masyarakat adalah terjadinya Konflik Sosial. Konflik sosial ini termasuk kedalam kategori ketidaksesuaian terhadap norma-norma masyarakat, karena bagaimanapun kehidupan sosial masyarakat dimanapun berada masih berkaitan erat dengan nilai, norma dan adat istiadat setempat yang dipegang teguh oleh masyarakatnya.
Tawuran Antar Pelajar  sebagai salah satu Masalah sosial
Terjadinya Tawuran terutama tawuran antar pelajar jika di tinjau dari sudut pandang sosiologis merupakan bentuk perkelahian masal yang disebabkan oleh kondisi buruk yang diciptakan pada saat puncak pertikaian yang terjadi pada saat itu, dan seyogyanya merupakan sebuah masalah baru yang ditemui dimasyarakat. Terjadinya Tawuran antar pelajar maupun antar mahasiswa sesungguhnya merupakan kecemasan dan kegamangan pelajar / Mahasiswa dalam melihat masa depannya. Hal ini berkaitan kuat dengan krisis moral serta kemelut sosial yang dihadapi masyarakat.
Fenomena Tawuran antar pelajar maupun Antar mahasiswa merupakan salah satu bagian dari konflik sosial yang terjadi di masyarakat, karena dalam sebuah interaksi sosial tidak tertutup kemungkinan konflik akan selalu terjadi. Bila konflik sosial ini berlarut berkepanjangan, akan sangat berpeluang terjadinya pergesekan sosial yang makin luas dan akan berimplikasi serta menimbulkan kerugian baik materil maupun non materil hingga merusak dan membahayakan kehidupan kelompok sosial hingga pada akhirnya menyebabkan kondisi buruk akibat dari kepincangan ikatan sosial yang merupakan salah satu dari sifat masalah sosial. Untuk itulah penulis mengkategorikan bahwa tawuran antar pelajar dan antar mahasiswa ini merupakan salah satu masalah sosial yang terjadi di masyarakat kita.

No comments:

Post a Comment